Lebaran Datang, Omset Pedagang Ini Malah Turun

Pedagang Pasar Tarusan (foto ss)
Lebaranan Idul Fitri merupakan momentum bagi para pedagang untuk meraup penghasilan lebih. Karena, pada saat itu, umat Islam mempersiapkan diri untuk berlebaran dengan pakaian baru. Pada saat itu, mereka juga membuat makanan yang akan disajikan di hari lebaran. 



Namun, waktu lebaran yang nyaris bersamaan dengan tahun pelajaran baru membuat menimbulkan dilema bagi sebagian besar masyarakat. Mereka harus  memilih antara kepentingan pendidikan dengan keinginan merayakan lebaran. Pada akhirnya, salah satu harus dikorbankan atau bisa juga mengurangi salah satu demi memenuhi kebutuhan yang lain.

Artikel Lainnya
loading...


Baca:  Ini Bentuk Kreatifitas Bocah di Jalan Mulus
Baca:  Nikmatnya Lamang Durian, Malahan Jadi Idola Lebaran Tahun Ini
    Hal ini, jelas berdampak kurang menguntungkan bagi para pedagang. Padahal mereka sudah siap untuk menggaet pembeli dengan menambah stok dagangan. Walau, lebaran kali ini jauh lebih semarak dengan waktu libur yang panjang, namun masyarakat cenderung merayakan dengan kesederhanaan.
    Darmilis (52) warga Tarusan mengaku tidak begitu peduli dengan tetek bengek lebaran, lantaran harus memenuhi kebutuhan sang buah hati untuk pendidikan. “Anak saya memang sering menyebut baju lebaran. Tapi selalu saya beri pengertian, bahwa kita juga butuh biaya untuk beli buku dan pakaian sekolah,” ujar lelaki yang berprofesi sebagai petani ini.

    Baca juga: Luarbiasa, Anak TPQ Ini Mahir Tiga Bahasa
      Malahan dia tidak memungkiri, memenuhi kebutuhan pendidikan saja sudah sangat sulit. Apalagi, kondisi ekonomi tahun ini juga tidak terlalu menguntungkan. “Biasanya, ada kiriman dari adik dari Jakarta, namun kondisinya juga tidak begitu baik,” ujarnya.
      Anto (30) salah seorang pedagang pakaian di Pasar Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan juga merasakan terjadinya penurunan omset tahun ini. Menurutnya, berbeda dengan Idul Fitri sebelumnya omset penjualan baju di idul fitri 1438 H ini jauh menurun. “Biasanya 10 hari ke lebaran omset penjualan antara Rp5 sampai Rp7 juta per hari. Namun saat ini untuk mendapatkan Rp2 juta saja susah," ujarnya, Selasa (27/6/2017).
      Menurutnya, turunnya omset bisa jadi, semua sektor kini mengalami kesulitan. Baik sektor pertanian, perdagangan dan lainnya. Mereka lebih memilih menggunakannya uang yang ada untuk memenuhi kebutuhan pokok, toh palingan baju baru untuk anak anak mereka yang biasa di belikan 3 setel sekarang hanya bisa 1 setel. "Pelanggan saya selalu mengeluh kehidupan susah, lauk indak kanai, padi indak mandapek, jualan indak jalan dan banyak lagi alasannya,” tambah Anto.
      Anto pun berharap semoga tahun depan omsetnya bisa bertambah dibandingkan tahun ini. “Inilah kehidupan real yang sedang dijalani banyak masyarakat, tidak semua apa yang kita lihat seperti itu adanya malahan dibalik apa apa mereka tampilkan berbanding terbalik,” ujarnya.
      Meskipun omset penjualannya berkurang namun Anto tetap bersyukur. Apalagi, dengan kondisi saat ini, dia bisa meraih keuntungan dalam berjualan. “Kita tetap bersyukur, lantaran masih bisa memenuhi kebutuhan,” ujarnya.

      Related

      Usaha 7433603090957436410

      Post a Comment

      emo-but-icon

      Follow Us

      Recent

      Comments

      Side Ads

      Text Widget

      Diterbitkan
      PT Publik Spirit Sumbar
      SK Menkum HAM RI: No: AHU-35910.40.10.2014,
      22 November 2014
      Redaksi: Perum Mitra Utama 2 Blok D2/20 Banuaran
      Kota Padang 25222

      Connect Us

      item