Padang Panjang Berinovasi Sapi Perah Dengan Fonterra New Zealand
https://alifsulung.blogspot.com/2018/03/padang-panjang-berinovasi-sapi-perah.html
Pemko Padang Panjang
menandatangani nota kesepahaman dengan Fonterra, asosiasi koperasi usaha sapi
perah di New Zealand, Senin (12/3/2018).
Itulah kerjasama
kedua upaya pengembangan usaha sapi perah di Padang Panjang pada 2018 ini,
setelah dengan Balai Besar Litbang Pascapanen Kementrian Pertanian RI, Januari
lalu.
Kerjasama dengan
Fonterra yang diteken oleh Pjs. Walikota Padang Panjang, Irwan dan Presdir PT.
Fonterra Brand Indonesia (FBI), Shakera Rapaka di Padang Panjang itu meliputi
bimbingan usaha sapi perah dari hulu ke hilir dan pemasaran. Karena itu,
bimbingan juga termasuk penguatan koperasinya yakni Koperasi Susu Merapi
Singgalang.
Sedang kerjasama
dengan Balai Besar lebih ke usaha hilirnya, yakni membuat keju mozzarella dan
keju gouda. Terkait itu, Kepala Dinas Pertanian setempat, Syahdanur, menyebut
Kementrian RI sudah mengirim 4 jenis mesin pembuat keju. Sesuai perjanjian,
belasan warga yang disiapkan akan dilatih sampai betul-betul bisa membuat keju
yang layak jual.
Dua kerjasama tadi
terlihat dari pantauan The Public sejalan dengan upaya pengisian kerjasama
Pemerintah RI - New Zealand (NZ) th 2016-2026 tentang pengembangan usaha sapi
perah di Provinsi Jawa Tengah dan Sumatera Barat. Sebab, untuk lokasi di
Sumbar, disebutkan dalam perjanjian itu; Kota Padang Panjang sebagai pusat kegiatan.
Rintisan kerjasama
dengan Fonterra, Shekar Rapaka dan Chris Ward (General Global Dairy Development
Fonterra) yang ikut hadir ke Padang Panjang, menyebut komitmen mereka ingin
membantu pengembangan usaha sapi perah di kota ini. Mereka juga siap membantu
menciptakan pasarnya, juga bisa lewat jaringan Fonterra (yang sudah mendunia
itu).
Atas peran Fonterra
itu, Pjs.Walikota Irwan menyampaikan ucapan terima kasih. Sejalan itu, Irwan
selain berharap dukungan Pemprov Sumbar, juga kerja serius semua unit kerja
terkait di Padang Panjang, peternak sapi perah dan stakeholder lain
mensukseskan program ini. Sebab, ini peluang memacu pengembangan sapi perah di
Padang Panjang, katanya.
Adanya beberapa
kerjasama tadi, sudah cukupkah untuk mengatasi tantangan dalam peningkatan
usaha sapi perah di Padang Panjang? Kadis Pertanian setempat, Syahdanur
didampingi Kabid Nakeswan, Wahidin, menilai belum. Ini terutama soal
terbatasnya lahan di Padang Panjang, perlu inovasi (lihat : Perlu Lahan Sapi Perah Abadi).
Sedang persoalan
lain, seperti perlunya penguatan lembaga koperasinya, peningkatan pengolahan
susu, izin edar dari BPOM, dan pemasaran produksi, Syahdanur memperkirakan itu
akan bisa teratasi. Hal itu sejalan adanya bantuan dari mitra lewat beberapa kerjasama
tadi, disamping peran Pemko sendiri dan stakeholders lainnya.
Kini usaha sapi perah di Padang
Panjang tercatat sekitar 200-san indukan sapi, dengan produksi berkisar 1.300 –
1.600 liter perhari. Usaha tadi terbagi 9 kelompok usaha, sebagian besar sudah
tergabung dalam Koperasi Merapi Singgalang. Usaha (yetti
harni).-